Minggu, 29 April 2012

RESEP BOTHOK LELE


Botok lele amat disukai sama anak bungsuku. Maklum selama hamil aku hanya mau makan kalau ada botok lele. Sekarang ini lele adalah menu favorit sibungsu, tapi botok lele adalah yang paling ia sukai. Nah ini dia resep botok lele yang akan aku bagikan kepada Anda. Tentunya yang gemar sama ikan lele. Simak yuk!!!!!!!!!!


Bahan botok lele:
* 1 kg ikan lele, goreng selayang buang duri dan suwir-suwir kasar
* 1 btr kelapa setengah tua

Bumbu botok lele:
* 15 bh cabe rawit
* 10 buah cabe ijo potong-potong
* 5 bh bawang merah
* 3 bh bawang putih
* 1 ruas jari kencur
* 1 genggam daun kemangi
* Gula dan garam secukupnya


Cara membuat botok lele:
1. Giling semua bumbu kecuali cabe ijo dan daun kemangi.
2. Campur bumbu dengan kelapa parut, tambahkan gula dan garam, kemudian cabe ijo dan daun kemangi.
3. Masukkan lele goreng aduk rata.
4. Bungkus dengan daun pisang, lakukan hingga bahan habis.
5. Kukus selama ±35 menit hingga matang. Angkat sajikan.


Hem….. mak yussss…..

Mangut Lele 

BAHAN:
- 1 kg lele, buang isi perutnya, buang patilnya, cuci bersih dan dikerat-kerat
- 500 ml santan kental
- 2 batang sereh, dimemarkan
- 4 sendok makan gula putih
- cabe rawit 

BUMBU HALUS:
- 10 siung bawang merah
- 10 siung bawang putih
- 6 cm jahe
- 6 cm lengkuas
- 6 cm kunyit
- garam secukupnya 

CARA MEMASAK:
- Lele digoreng kering
- 10 siung bawang merah, 10 siung bawang putih, 6 cm jahe, lengkuas, kunyit di ulek sampai halus, kemudian di tumis dengan api kecil. Setelah harum masukkan masukkan 500 ml santan kental dan 2 batang sereh yg sudah dimemarkan. Aduk jangan sampai pecah. Masukkan 4 sendok makan gula putih dan garam secukupnya. Cicipi bila perlu. Setelah mendidih masukkan lele yang telah digoreng kering dan beberapa cabe rawet

Sate Lele Uyung Firmansyah


Anda penggemar sate? silahkan Anda mencoba sate yang satu ini yaitu sate lele yang dibakar dengan bumbu kacang. Setelah dibersihkan, ikan lele dibumbui dan digoreng seperti biasa. setelah ditiriskan dan agak dingin, lele goreng dibakar hingga merata. Saat itulah, sembari ikan lele dibakar, bumbu-bumbu sate dipersiapkan. Seperti kacang, bawang merah, bawang putih, garam dan bumbu lainnya. Bumbu sate yang hendak dibuat adalah bumbu kacang seperti umumnya. Nah, bila Anda penyuka rasa pedas, bisa ditambahkan cabe beberapa biji sesuai selera.

Sate lele ini bisa Anda nikmat.

Senin, 08 Desember 2008

Sang Guru (Refleksi Hari Guru)

Oleh Zaim Uchrowi



1200 tahun Sebelum Masehi. Di tanah Mesir di pantai, entah Mediterania, Laut Merah, atau cuma tepian Sungai Nil, lelaki perkasa itu harus 'sungkem' pada Sang Guru. Ia sosok luar biasa, Ia bukan saja pemberani, namun juga punya fisik sangat kuat. Kepalan tangannya terbukti mampu menewaskan orang. Ia pembela utama masyarakatnya, Bani Israel, di tanah perantauannya. Lebih dari itu, ia juga mendapat mandat Tuhan untuk menghancurkan simbol kediktatoran terbesar sepanjang masa: Firaun.








Get a scroller sign at http://www.crazyprofile.com.com!

Musa. Siapa meragukan kebesarannya? Tiga agama besar dunia, Islam, Nasrani, dan Yahudi, menghormatinya. Tak ada catatan yang dapat merusak kesempurnaannya. Toh, seorang Musa pun memerlukan guru. Orang-orang menyebut nama Sang Guru itu Khaidir. Sosok yang tampak biasa saja, namun mampu mengajarkan berbagai 'hikmah' yang tak dikuasai Musa. Pelajaran hikmah itulah yang membuat Musa tidak hanya punya kekuatan dan keberanian, namun juga kebijakan dan kearifan. Maka, Musa menjadi satu dari lima Rasul Besar, 'Ulil Azmi', yang tercatat dalam peradaban besar manusia.

Besarnya peran Sang Guru bukan hanya ada di lingkungan penganut agama samawi. Di lingkungan Hindu, dalam epos Mahabharata yang ditulis selama ratusan tahun, guru juga memiliki peran penting di kehidupan para ksatria. Sang Guru bisa seorang resi yang harus mengambil peran sulit di tengah pertikaian seperti Durna. Ia juga bisa berupa sosok yang cenderung misterius seperti Khaidir yang memberikan tugas yang membuat kening berkerut. Dialah Dewa Ruci yang membuat sang perkasa Bima akhirnya juga menguasai hikmah.

Hari Guru baru berlalu. Sebuah momentum yang tak akan berlalu begitu saja buat saya yang dibesarkan oleh ayah yang 'guru', yang membuat saya juga bernaluri guru. Seorang guru bisa jadi seorang yang telah mendapat pengakuan berupa pengangkatan oleh negara seperti para guru formal yang ada selama ini, juga para guru bantu yang baru diangkat belakangan ini. Guru bisa juga tak bekerja resmi sebagai pengajar, namun ia tak berhenti bergerak buat mengasah dan membangkitkan potensi orang-orang di sekitarnya.

Para guru saat ini jelas bukan Nabi Khaidir. Apalagi Dewa Ruci yang cuma ada dalam cerita. Namun guru bisa, dan bahkan semestinya, mengikuti langkah-langkah mereka. Yakni, menempatkan diri untuk mengajarkan hikmah pada para muridnya untuk menjadi manusia-manusia utuh. Guru-guru demikian tidak akan mengecilkan diri sendiri menjadi sekadar alat pendidikan buat menyampaikan pelajaran. Guru-guru demikian akan terus mengasah diri lahir batin untuk dapat menjadi pribadi yang waskito. Pribadi yang mata lahir dan batinnya mampu mengenali setiap potensi para murid, dan berkemampuan membangkitkan potensi tersebut. Sebuah peran guru yang sejalan dengan akar kata edukasi: e dan ducare, yang berarti 'mengeluarkan potensi'.

Dunia saat ini sangat berbeda dengan dunia beberapa tahun lampau. Perlu manusia baru dengan cara pandang yang sama sekali baru buat mengelola dunia sekarang. Anak-anak bangsa saat ini haruslah anak-anak bangsa yang memiliki akar nilai-nilai agama dan budaya yang teguh, sekaligus mampu menjangkau peradaban global. Anak-anak bangsa kita haruslah anak-anak bangsa yang berani dan mampu menyebar dan berperan di seluruh muka bumi, dengan tetap memegang teguh nilai-nilai agama dan budayanya sendiri. Siapa yang mampu melahirkan anak-anak bangsa seperti itu kalau bukan guru?

Maka, hari-hari sekarang sungguh membahagiakan melihat para guru berlomba bermetamorfosis dari sekadar penyampai kurikulum menjadi para guru sejati pengukir sejarah yang mengajarkan hikmah dan memberikan keteladanan dalam kehidupannya.

Jumat, 28 November 2008

337 Guru Teken Spj TPP








Get a scroller sign at http://www.crazyprofile.com.com!

SURABAYA— Sebanyak 337 guru dari semua jenjang yang masuk kuota sertifikasi guru 2006 - 2007, Rabu (26/11) mulai melakukan penandatanganan Surat Pertanggujawaban (Spj) di kantor Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya. Dengan begitu, untuk kuota ini masih tersisa sekitar 900 guru yang belum menerima SK (Surat Keterangan) dari Dirjen Pendidik Tenaga Kependidikan (PTK) Pusat.
Kabag TU Dispendik Kota Surabaya Bambang Sugijanto menuturkan, Spj yang ditandatangani guru tersebut menjadi syarat utama pendistribusian Tunjangan Profesi Pendidik (TPP) ke rekening guru. “Hasil Spj ini akan kami berikan ke Dinas P dan K Jatim, untuk menunggu proses pencairan,” kata Bambang, Rabu (26/11).
Pasalnya, lanjut Bambang, informasi terkait pencairan dana TPP tersebut bukan kewenangan Dispendik Surabaya, namun kewenangan Dinas P dan K Jatim. “Untuk urusan pencairan kami tidak tahu. Yang jelas, kami hanya menyampaikan persyaratan yang harus dipenuhi guru untuk memudahkan proses pencairan,” terangnya.
Sejumlah syarat harus diserahkan guru kepada Dispendik Surabaya. Diantaranya, nomor rekening bank BRI, SK kepangkatan terakhir, slip bank, SK sertifikat kelulusan, ijazah terakhir, keterangan 24 jam mengajar. “Guru yang SK-nya ini turun kami beri waktu 1 - 2 hari. Kalau belum menyerahkan kita tinggal. Dan bagi yang belum diserahkan setelahnya,” tutur Bambang.
Sementara bagi sekitar 900 guru untuk kuota 2007 yang belum menerima SK sertifikasi profesi dari Dirjen PTK, Bambang meminta untuk lebih bersabar. Karena, semua guru yang telah lolos sertifikasi sudah dipastikan akan mendapat TPP yang sama dengan guru lainnya. “Kalau keputusan kapan SK dan TPP itu turun, kami tidak tahu. Karena itu kewenangan pusat dan propinsi. Kita hanya menjalankan perintah sesuai kebijakan pemerintah saja,” tegasnya.
Sebelumnya pada pertengahan Oktober lalu, terdapat 1179 guru kuota 2006 - 2007 mendapatkan SK kemarin, selang beberapa minggu TPP-nya sudah cair. “Bagi guru sudah tandantangan Spj mungkin beberapa minggu sudah cair,” ujar Bambang, meski informasi pencairan tersebut tidak diberitahukan ke dispendik. “Kemarin setelah SK-nya turun. Selang dua minggu-an, salah satu guru saya telpon, katanya sudah cair. Kemungkinan bulan ini seperti itu,” imbuh Bambang.(sir)

Selasa, 25 November 2008

Guru Swasta Belum Tersentuh

Terkait Kesejahteraan Guru






SURABAYA– Perayaan hari guru nasional yang jatuh Selasa (25/11) harus dimeriahkan dengan suasana prihatin di Surabaya. Pasalnya, berbagai rencana tunjangan guru maupun bantuan pendidikan belum bisa diwujudkan. Terutama pada kesejahteraan guru swasta di Surabaya.
Seperti halnya, penerimaan bantuan operasional pendidikan daerah (bopda) hingga saat ini belum juga cair. Parahnya, bantuan seperti ini terlambat sejak Juli lalu. Ditambah lagi dengan tunjangan fungsional guru yang semula diajukan sebesar Rp 250.000/guru/bulan dengan mengganti bantuan transportasi guru sebesar Rp 50.000 ternyata hanya mimpi belaka.
Bahkan, perayaan hari guru nasional juga disambut dengan 108 sekolah di Surabaya yang tidak layak dipakai untuk proses belajar mengajar. Ratusan sekolah tersebut mengalami kerusakan yang menyebabkan siswa tidak bisa menjalani proses belajar mengajar ketika turun hujan.
Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Surabaya Sahudi menuturkan, sebagian besar sekolah yang tidak layak ditempati adalah tingkat SD. Maklum, bangunan SD di Surabaya dibangun sejak 1980. “Anggaran pendidikan yang diberikan 2009 tidak semuanya bisa memenuhi target pembangunan sekolah-sekolah tersebut. Cuma kami tetap berupaya membangun fasilitas pendidikan layak di Surabaya,” ujar Sahudi, Selasa (25/11).
Ia melanjutkan, datangnya musim hujan menjadi ancaman serius ribuan siswa yang menempuh proses pendidikan. Apalagi keberhasilan proses pendidikan tak lepas dari pemenuhan sarana dan prasarana yang memadahi.
Dalam perayaan hari guru nasional, Sahudi memberikan apresiasi tinggi kepada para pengajar terutama guru tidak tetap (GTT) yang tetap memberikan tanggungjawab menjaga meskipun kesejahteraannya masih minim.
Makanya, penetapan upah minimum guru (UMG) terus dilaksanakan. Saat ini pihaknya tinggal menunggu masukan dari kalangan guru ketika pelaksanaan sosialisasi nanti. Sehingga awal tahun ajaran 2009  semua guru bisa mendapatkan gaji yang layak. Setidaknya minimal Rp 720.000 tiap bulan.
”Petunjuk teknis (Juknis) UMG sudah selesai kami buat. Jadi penetapan UMG tinggal pelaksanaannya saja,” ungkapnya.
Ironinya, lembaga pendidikan tinggi negeri pecetak tenaga pendidik ternyata fasilitasnya mulai tertinggal. Sehingga, output yang dihasilkan oleh lembaga tersebut tidak mampu mengimbangi kondisi yang ada. “Kalau guru tidak dididik dengan baik dan fasilitas yang memadai. Kurikulum sebaik apapun susah dijalankan,” terang Rektor Unesa Surabaya, Prof Haris Supratno. (sir)

Senin, 24 November 2008

Insentif Guru Madin-TPQ








Get a scroller sign at http://www.crazyprofile.com.com!

Kabar gembira bagi para guru di lingkungan Pondok Pesantren Salafiyah (PPS), Madrasah Diniyah (Madin) dan Taman Pendidikan Al-Quran (TPQ) di Jatim. Karena, tahun ini Depag telah mencairkan dana insentif bagi 2.800 guru yang terdiri dari, guru wajar dikdas PPS, Madin, dan TPQ di Jatim sebesar Rp 2.400.000/guru.
“Sebenarnya insentif ini diberikan setiap bulan. Karena baru bisa dicairkan bulan ini dari pusat, makanya insentif ini langsung diberikan dengan cara dirapel,” terang Kabid Pendidikan Keagamaan Pondok Pesantren (PeKaPontren) Kantor Wilayah (Kanwil) Depag Jatim, Drs H Sudjak MAg, Senin (24/11).
Sudjak menjelaskan, jika biasanya pengambilan dana insentif pada umumnya diberikan melalui rekening bank. Namun untuk pemberian insentif guru ini, depag pusat telah bekerjasama dengan pihak kantor pos sebagai pendistribusi dana insentif tersebut. “Dari pihak kantor pos Jakarta dana insentif ini sudah didistribusikan ke daerah. Jika begitu, berarti hari ini (Senin -red) dananya sudah bisa diambil di kantor pos,” terang Sudjak.
Ia menargetkan batas akhir pencairan dana insentif ini harus selesai sebelum 20 Desember mendatang. Menurutnya, pemberian insentif guru terhadap tiga lembaga tersebut merupakan bentuk perhatian dari pemerintah terhadap perkembangan pendidikan di pondok pesantren. Terlebih lagi dengan munculnya PP 55/2007 tentang Pendidikan Agama dan Keagamaan, keberadaan tiga lembaga ini akan terus menjadi perhatian pemerintah. Dengan pemberian insentif ini, dapat meningkatkan kualitas pendidikan pondok pesantren dan madin di jatim.(sir)